Selasa, 04 Agustus 2015

-Berhenti di kamu-

Kamu mungkin sama bingungnya denganku. 
kenapa akhirnya kita bisa duduk berhadapan satu sama lain, 
tidak hanya kita berdua, 
namun dikelilingi keluarga.


Kamu datang di saat Saya lupa bagaimana mempercayai seseorang, Di saat bagaimana perihnya kepercayaan saya dibuat ajang permainan. Di saat bagaimana hancurnya katika Saya tau, perjuangan selama 2 tahun telak sia-sia. Setiap ada kesempatan untuk mengingat, bagaimana Kita dulu bertemu, sama kerasnya Saya menolak untuk ingat. Ntah bagaimana awalnya, Saya selalu mengamini Kita yang hingga saat ini sama kuatnya untuk terus bertahan, sama-sama mau berjuang.

Kamu doa yang berevolusi menjadi nyata dari Tuhan untuk hidup Saya. Terima segala kurang dan batunya Saya. Terima kasih untuk mau bahagia sama-sama. Menertawakan hidup yang sedang lucu-lucunya. Sesederhana itu Kamu di mata Saya. 

Kamu sesederhana amin di akhir alfatihah. Apa lagi yang Saya cari?