Kamis, 31 Juli 2014

mau jadi apa?

saya Resti Kristina, lahir dari keluarga yang biasa-biasa aja, normal seperti keluarga lain, papah saya cuma seorang pekerja yang jamnya ngga nentu, mamah saya cuma seorang ibu rumah tangga. sayapun tumbuh sama dengan anak-anak yang lainnya, ngga ada yang terlalu spesial, ngga ada yang menonjol baik di prestasi sekolah maupun kesenian. sangat biasa, bahkan tidak ada apa-apanya.

saya mulai sekolah di taman kanak-kanak waktu tahun 1994, saat itu usia saya masih 4 tahun, ngga sampai satu tahun masa sekolah saya, kami sekeluarga pindah ke jakarta. mamah saya ngga kerasan tinggal di bandung, jadi baru 8 bulan disana, kita kembali kejakarta. Kami tinggal cuma bertiga, karna kedua kaka saya telah menikah dan ikut dengan suaminya. umur kami memang dipisah jauh dengan jarak. sekitar 18thn bedanya dengan kakak kedua saya.

sampai di jakarta, saya ngga melanjutkan sekolah di TK, langsung ikut ajaran baru untuk tingkat SD, umur saya yang baru 5thn dengan penyesuaian baru memang sulit. hampir satu bulan mamah saya ikut belajar di dalam kelas, duduk di samping saya, hahahahha... absurd memang, cuma dari cerita dan ingatan saya, memang itu kejadiannya. menyelesaikan sekolah dasar tepat waktu, saya melanjutkan sekolah menegah pertama tidak terlalu jauh dari rumah, tujuan papah cuma ngga ingin saya capek dijalan untuk menuntut ilmu, heheheheh... masuk akal dan sayapun ngga punya alasan untuk memilih sekolah lain.

aha! masa puber. waktu SMP saya melewatkan masa puber yang paling nempel di fikiran saya. saya mulai mengenal cinta dan menyukai lawan jenis. papah yang kalang kabut menjelaskan ini dan itu yang boleh dan yang ngga boleh. setiap hari selalu ada yang nganter pulang sekolah kerumah, dan setiap minggunya selalu beda yang dateng kerumah. menurutku, apasalahnya berteman dengan banyak orang? sedangkan papah mikirnya, kenapa kamu susah banget dibilangin, untuk ngga pacaran dulu selama masih sekolah dan gonta ganti pula. kalo inget kejadian-kejadian saat itu, ngga bisa kebayang gimana ngakaknya x')))).
pernah sangking jengkelnya aku terima telp terlalu lama dan diwaktunya belajar, kabel telepon rumah sampe di gunting. yagitulah papah, tegas, apapun dia lakukan asal aku ngga keluar jalur amannya dia.

setelah bertubi-tubi masalah puber saya waktu SMP, saya melanjutkan sekolah menengah atas di sekolah negri dibilangan jakarta pusat. paham betapa papah melarang dengan sangat berpacaran, saya memutuskan untuk backstreet, iya backstreet dengan teman main sendiri. cukup bertahan lama, sekitar 4 tahun. dan pendidikan saya pun berjalan beriringan.

saya lulus tahun 2007 dan meneruskan study di universitas swasta Bina Nusantara jakarta barat. memilih fakultas ekonomi jurusan manajemen pemasaran. ngga mudah buat saya untuk masuk di kampus sana. mengingat biaya yang akan kami (lebih tepatnya orang tua saya) tanggung selama kurang lebih 4thn.
pertama kali mengikuti pelajaran disana, saya berjanji, akan menyelesaikan study ini tepat waktu, harus dan mau ngga mau! berkah dalem, saya berhasil menghabiskan waktu 3,5thn untuk mendapatkan gelar S1 Sarjana Ekonomi. untuk pertama kalinya saya berhasil buat kedua orang tua saya berdiri bangga ketika nama saya disebut untuk prosesi wisuda, pemindahan tali, ada nama papah saya disebut dan didengar sesisi JCC senayan.

kini, tahun depan saya memasukin seperempat abad, telah bekerja dan mampu menghidupi diri sendiri, mampu membantu orang tua walau ngga banyak, apalagi yang saya cari selain menikah dan bekeluarga?
membebaskan orang tua saya dari tanggung jawab dan melimpahkan segala tanggungjawab saya ke suami. membangun rumah tangga, membesarkan anak. dan mempraktekan apa yang diajarkan mamah dan papah selama ini.

terhitung dari hari ini saya memposting, saya berjanji dengan diri saya sendiri, saya akan menemukan laki-laki yang layak dibanggakan anaknya. namanya akan disebut saat prosesi wisuda. di jakarta, atau diluar jakarta, di indonesia, atau di luar indonesia. saya dampingin dia agar mampu dibanggakan anak-anaknya.

terima kasih, pah. terima kasih, mah. bekalnya sudah cukup, saya akan temukan nahkoda untuk berlayar dengan kapal yang baru. terima kasih atas segala pelajaran yang ngga akan bisa saya beli dengan uang hasil bekerja saya berpuluh-puluh tahun. terima kasih :')

Jakarta, bulan juli 2011 S1 Ekonomi
Universitas Bina Nusantara Jakarta


Surat dari surga untuk bunda

Bunda...
aku di surga sekarang, duduk di pangkuan Tuhan.
Ia mengasihiku dan "menangis" bersamaku, sebab pedih dan pilu di hatiku.
begitu ingin aku menjadi yang kamu banggakan, yang menjagamu kelak, saat tubuh rentamu tak sanggup kamu topang sendiri.
aku ngga begitu paham dengan apa yang terjadi.
yang aku tau, aku berada di tempat yang gelap dan nyaman.
aku menghabiskan waktuku dengan berfikir dan tidur.
bahkan sejak hari pertamaku.
aku merasakan ikatan istimewa antara aku dan engkau, bunda.
kadang aku medengarkan kamu menangis, dan aku menangis bersamamu
kadang engkau berteriak dan memaki, lalu menangis lagi.
aku heran, mengapa engkau sering menangis. bahkan hampir setiap hari
pada hari itu juga, hal yang paling mengerikan terjadi.
suatu monster yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman dimana aku berada.
aku sangat takut, aku menjerit sekuat tenaga.
tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong.
mungkin engkau tak pernah mendengarku.
"bundaaa... tolong aku bundaaa, aku takut"
aku berteriak dan terus berteriak hingga tak sanggup lagi
monster itu mulai mencabik lenganku
sungguh sakit rasanya.
sakit yang takan pernah dapat aku ungkapkan dengan kata.
oh.... bagaimana aku harus memohon agar ia berhenti?
aku menjerit sekuat tenaga, sementara ia mencabik putus kakiku.
sepenuhnya aku dalam kesakitan, aku sekarat.
aku tau, takan pernah aku melihat wajahmu.
atau mendengarmu membisikan betapa engkau mengasihiku.
aku ingin menghapus butir-butir air matamu.
aku punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia.
bunda... tapi aku tak dapat kesempatan.
aku meregang nyawa dalam sengsara tak terkatakan.
begitu aku ingin mengatakan bahwa aku mengasihimu.
sebelum aku pergi.
tapi aku tak tau kata-kata yang dapat engkau mengerti.
dan segera saja, aku tak lagi punya nafas untuk mengatakannya, aku mati
ada malaikat baik mengangkatku.
membawaku ke suatu tempat yang besar dan indah.
aku masih menagis, tapi segala rasa sakit tubuhku sirna, bunda.
malaikat membawaku kepada Tuhan.
Tuhan mengatakan bahwa Ia mencintaiku.
aku merasa bahagia, bunda.
aku menulis dan mengirimkan ini untuk bunda tau, bahwa aku telah berjuang sehabis-habisnya untuk hidup.
aku ingin hidup.
kuat keinginanku, tapi aku tak mampu, monster itu begitu kuat mengkoyak badanku
aku hanya ingin engkau tau, bahwa aku berusaha tinggal bersamamu.




saudaraku,
saya sedih menulis cerita ini, saya yakin andapun yang membacanya demikian.
saya memiliki data, walaupun data lama, yakni:
"setiap tahunnya sekitar 150rb anak dibawah umur 18 tahun terjebak menjadi pelacur"
dan 4% kasus kehamilan remaja lebih banyak terjadi pada remaja putri dibawah 18 tahun, dan 7 % pada remaja putri di bawah 16 tahun.
sementara sebanyak 43,1% gadis berusia dibawah 18 tahun melakukan aborsi"
(Guntoro Utamadi, staf perkumpulan keluarga berencana indonesia (PKBI) di harian kompas 1997)

itu tahun 1997, entahlah apakah dari tahun ketahun semakin menaik atau bahkan menurun.
saudaraku, sepele memang untuk saling mengingatkan, tapi paling tidak, kita bisa bersatu padu melawan pembunuh aborsi. saya lebih suka menyebutnya pembunuh dari pada pelaku.
jaga anak dan keluarga kita, agar tidak terperosok dalam pergaulan bebas. karna zina adalah biang kerok awal mula pembunuhan ini terjadi.
kasar memang, dan saya minta maaf untuk kalimat-kalimat yang tidak enak dibaca dalam postingan ini.
terima aksih sudah membaca postingan saya.
semoga bermanfaat.


Kamis, 24 Juli 2014

-bisu-

dalam beberapa hal, termasuk cinta dan perasaan
terkadang harus disimpan dalam, disembunyikan atau mungkin dilupakan.
karna ada sebongkah pemahaman yang harus dikedepankan dan diutamakan
karna dipijakan yang berbeda mungkin akan ada yang tersakiti
masih tersirat diujung bahasa
diselimuti ribuan rahasia.

Minggu, 06 Juli 2014

menghitung kamu yang menggenapkan aku

1. berhentilah mengejar, seperti kini aku berhenti.
2. mencintai kamu tanpa tapi
3. membiarkanmu terkapar sendirian tanpa rasa bersalah
4. adalah apa yang aku lakukan dengan berfikir
5. aku puas melihatmu terkapar dan menangis seperti dulu
6. aku begitu ingin melihatmu tertawa bahagia hanya dengan adanya aku
7. kamu menatapku dalam dan sesekali meratap berjanji akan selalu ada
8. meskipun goresan luka akan menganga kembali
9.dengan angkuhnya cintamu, kamu berkata
10. rasa sayang yang tiap detiknya semakin membesar dan tumbuh
11. memenuhi setiap sendi dada dan kerongkonganmu
12. aku sangat percaya
13. kamu benar-benar tersakiti saat ini karena
14. cinta itu tak benar-benar hilang
15. di hati dan menjadi sesuatu yang amat menguasai
16. atasmu
17. setelah kamu merasa sangat kesepian
18. yang ingin aku serahkan kepadamu tak lebih
19. hanya segala kebencian, karna sebelumnya kamu tak pernah memberiku
20. rasa sayang dan kesetiaan
21. lagi-lagi kau menelan pahit saat
22. aku berjanji akan selalu
23. membencimu dan menghukum mu dengan rasa bersalah dan tak pernah
24. menyayangimu yang mencintaiku seadanya
25. selama ini memang aku terlalu naif
26. aku berharap kamu
27. menjadi milikku dan ternyata itu menyulitkan, dan sekarang aku akan
28. membalas segala perasaan yang telah
29. kau berikan kepahitan serta penghianatan yang
30. kukirimkan dalam surat ini
31. maaf untuk tidak dan tak akan pernah lagi mengatakan
32. aku mencintai mu


NB: aku sengaja memberikan nomor disetiap baris surat yang kutulis, sengaja agar kamu bisa membedakan mana yang ganjil dan mana yang genap, dan karna aku berharap kamu bisa menggenapkan aku, maka bacalah bagian yang genap, semoga segala semesta bisa menggenapkan kita.

Rabu, 02 Juli 2014

menemukan kehilangan

Februari.
Kita dipertemukan dengan cara yang tak biasanya. dari doa yang tak berkatup di mulut, dari sebuah kehilangan seorang teman, sahabat, guru, dan kekasih.
kamu datang, mengangkatku dan memelukku dengan lengan yang terbuka.

perempuan dengan gaun merah dan mawar di tangannya.
kamu terlihat begitu ceria, bak segala hal yang terjadi seakan-akan bukan masalah saat itu.
padahal, kita telah merasakan kehilangan yang sama, kehampaan yang sama.
kamu perempuan hebat, atau berpura-pura kuat?
itu yang pernah aku kagumi meski kamu keras kepala dan menyebalkan.
keras kepala dari luka-luka yang dibuat mereka yang kamu cintai, persis punyaku.

kamu tau kenapa kita begitu keras kepala? teriakan-teriakan yang tidak keluar dari segala amarah, karna dulu kita begitu saling mencintai, aku dan dia, kamu dengannya.

lalu atas dengan hal ini dan itu, kita menemukan persimpangan, yang membuat kita memilih jalan masing-masing, kamu dengan jalanmu, aku dengan pilihanku.

sampai dengan dini hari ini, rindu tiba-tiba saja menyeruak, aku mencarimu di persimpangan kemarin,
kutemukan, kamu sudah semakin jauh, dan kemudian ....menghilang.