Kamis, 30 Oktober 2014

mencintai kehilangan

katanya, mencintai tak perlu memiliki. katanya mencintai adalah kebebasan.
mencintai yang tak pernah kita miliki, apakah masih bisa kita sebut kehilangan?

 * * *

Abhirama, masih saja bisa membuatku jatuh lebih dalam, berkali-kali sejak 8 tahun yang lalu. Berkali-kali perempuan yang dibawanya berkenalan denganku, ada yang sekedar teman jalan, ada yang hanya sekedar menemaninya menonton konser, ada pula perempuan yang dikencaninnya hanya untuk menemaninya tidur. Berkali-kali pula dia kembali merajuk bak anak kecil yang bertemu dengan ibunya. Abhirama laki-laki dewasa yang diidam-idamkan, pantas saja kamu tak kesulitan memilih teman perempuan. Abhirama Adhiyasa, lulusan arsitek di universitas negri di Jakarta. 

Blackberry Allert Message
Abhirama Adhiyasa: "Bin, di mana? Gue ke kostan lo ya sepulang kerja, temenin gue makan malem, rungsing nih, pengen ngobrol banyak sama lo"
Binar Ayuningtyas: "Ok Bhi, Gue ngga kemana-mana kok selepas kantor nanti."
Sejak 8 tahun silam, ntah apa saja yang pernah kita lewati bareng, kesenangan bahkan kesialan yang tak bisa dihitung kesepuluh jari tangan kita. Tapi cuma Abhi teman laki-laki yang tak pernah meninggalkan aku, apapun keadaanku. Tidak seperti Galang, iya Galang mantan kekasihku yang baru saja meninggalkanku karna perempuan lain. 

Anomali caffe

"Mesen apa Bin? Menu yang biasa?" seru Abhi sambil memegang menu makanan. Aku cuma mengangguk, karna memang aku tak pernah mudah berpindah menu di tempat biasa. Setelah makanan dipesan, aku mulai menyinggung ajakan Abhi untuk makan malam ini, "Kenapa lagi Bhi? Ada cewe yang ngga mau lo tinggalin lagi?". 
Abhi melongok aneh kearah ku "Kok gitu sih? Jahat banget? Gue ngajak lo kesini ya karna gue kangen, udah lama juga kita ngga ketemukan? Lo sombong sih, sok sibuk, diajak ketemunya susah" celetuk Abhi, ini biasa ia lakukan untuk menutupi persoalan yang sedang ia alami. 
"Lo yakin ngga pengen cerita sama gue? Katanya tadi pengen ngobrol" aku menjawab dengan raut muka yang sedikit menggoda Abhi.
"Ah ngobrolkan ngga harus pas gue punya masalah doang Bin, ngga asik ah", Abhi semakin merajuk, kali ini tak bisa ia sembunyikan dari mukanya yang tampan itu. Abhi, dengan segala kesempurnaan yang dia miliki, harusnya sekarang dia sudah memiliki pendamping dan keturunan yang mewakili dirinya. alasan yang sama selalu ia lontarkan, karir dan mapan, selalu itu dan itu.

* * *

Kostan Binar

Merebahkan badan karna capek kerja seharian dan pulang larut menemani Abhi selepas makan untuk minum-minum sebentar tadi membuat badanku tak karuan rasanya. mataku telanjang menatap langit-langit kamarku, menerawang jauh, apa sebenarnya yang aku cari? apa yang aku inginkan? aku perempuan karir berumur 25thn dengan pekerjaan yang sudah bisa dibilang mapan untuk berkeluarga. Namun, setiap aku berpacaran, selalu Abhi yang jadi tolak ukur laki-laki yang dekat denganku. Ah ini karna cuma Abhi yang bisa menerimaku apa adanya, Abhi yang terlalu sempurna, Abhi yang tak benar-benar pergi hampir 8 tahun ini. Abhirama Adhiyasa, laki-laki keturunan jogja asli, laki-laki yang  buatku jatuh semakin dalam berkali-kali.
 Blackberry Allert Message
Abhirama Adhiyasa: "Bin, buka pintu dong, gue di depan pintu kostan lo nih". tanpa membalas pesan singkat Abhi aku langsung membuka pintu mendapati Abhi berdiri di sana. 
"Kenapa Bhi? Ada yang ketinggalan?" 
"Gue boleh masuk sebentar Bin?" 
"Boleh." Aku melebarkan pintu agar Abhi bisa melewatiku kemudian menutupnya kembali. Abhi duduk lemas dan aku menghampirinya. 
"Bin, bulan depan gue nikah" Abhi masih tertunduk lemas, menghela napas dan melanjutkan bicaranya "Nyokap gue udah jodohin gue sama anak temennya, Dia dokter bedah. Lamaran udah dilakuin sebulan yang lalu di semarang, dan bulan depan gue akad nikah dan respsi, tapi kok gue ngga yakin ya Bin?". tersontak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Abhi, aku cuma bisa menjawab "kenapa?". Abhi memutar posisi duduknya kemudian mengarah tepat didepan ku.
"Lo sadar ngga sih kalo kita sebenernya saling sayang? seringnya gue gonta ganti cewe ya ujung-ujungnya ke lo lagi. Lo juga, mau pacaran sama Galang, yang dicari tetep gue, apa cuma gue doang yang ngerasain?". 
Kali ni ngga kalah hebatnya, Abhi berhasil membuat air mataku turun tanpa bisa dihentikan, 
"gue juga pernah mikir kaya gitu Bhi, gue takut keilangan lo bahkan sebelum gue milikin lo, gue takut Bhi". Berusaha untuk tidak terlihat cuma semakin terlihat, perlahan aku merasakan dekapan Abhi yang hangat, wangi parfume yang tak pernah ganti semenjak 8 tahun silam. Abhirama Adhiyasa, laki-laki yang menguasai hatiku tanpa pernah aku miliki.
* * *

Selasa, 28 Oktober 2014

jatuh cinta lalu mencintai

menganggumimu, dengan segala hal yang kamu punya, dari pertama kali percakapan kita, 
itu jatuh cinta.
lalu menerima apapun dan bagaimanapun kondisimu, dan dengan adanya kamu sah bila dikatakan hidupku sudah sempurna, itu mencintai. 
sudah tau bedanya? semoga aku menurutmu ada dikeduanya.



berbincang sore itu, tepat di jakarta yang sibuk, wara wiri kendaraan umum dan pribadi berjejal di jalan. pertama itu aku menjatuhkan cinta padamu. pada keisengan obrolan kita, sesekali tawa yang memecahkan suasana. dan dihadapan segelas vitamin c yang kamu minum, dan aku menggenggam segelas coklat hangat. aku jatuh cinta padamu di sore itu. 

semakin hari, banyak hal yang membuatku jatuh semakin dalam. kamu pintar. kamu mampu mencuri seluruh perhatianku. jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya selepas berbicara denganmu. kamu hal-hal yang tak pernah terduga, kamu kejutan paling bahagia buatku saat itu.

kemudian, kapan aku sadar bahwa jatuhcintaku telah bermetamorfosis jadi mencintai? saat segala hal kamu lucuti, segala hal yang terjadi di hidupmu, tapi aku bukannya melankah pergi, namun tetap berdiri, menopangmu sekuat yang aku bisa. mencintai ternyata kepasrahan, mencintai soal pemberian. menyadari bahwa adanya aku di dihidupmu akan membuat mu tenang, buatku selesai. 

bukan lagi perkara aku menutut hak yang sama dengan apa yang aku berikan kepadamu, bukan lagi soal apa-apa yang perlu dikabari, bukan apa-apa yang selalu bersama. tau bahwa kamu dalam keadaan baik-baik saja dan bahagia sudah jauh lebih dari cukup. karna cinta yang kuat di dalam hati bisa meyakinkanmu bahwa semua akan baik-baik saja.


aku cukup bercermin lalu mebahagiakan diriku sendiri, karna kamu sudah aku tanamkan di hatiku.

Selasa, 21 Oktober 2014

separuh jiwaku hilang

kenapa gue bikin judul separuh jiwaku hilang? kalian baca aja sendiri yaaa :'))

gue salah satu orang yang mencintai diri gue sendiri. ngelulur setiap hari, creambath setiap minggu, pake lotion setiap abis mandi. orang-orang sekitar gue paham lah gimana gue ribetnya ngejaga diri. kena panas dikit langsung heboh :"))

beberapa alasan kenapa gue mencintai diri gue seutuhnya:
1. wanita itu cantik dari hati, lo baik, udah pasti cantik.
2. yang penting wangi.
3. sama diajak ngobrol apapun nyambung.
itu aja gue rasa cukup ngegambarin wanita itu cantik.

banyak yang bilang "kok gemukan sih?" gue langsung bilang, "yang penting bahagia". itu senjata gue yang terakhir dan paling ampuh.
tapi mau sampe kapan gue denial sama apa yang gue alamin. ngerasa baik-baik aja padahal ngga sebaik itu juga.


akhirnya gue memutuskan diet (total). kalian pernah denger diet mayo? nah gue lakuin selama 12 hari. yang makan tanpa garam sama nasi, ada aturan jam makannya, mesti jam berapa makannya, apa aja yang boleh dimakan. dan magh gue parah, lambung gue luka. beuh. 

ya mau gimanapun juga batin gue tetep aja terluka. kenapa waktu kuliah temen gue cowo semua? ya karna biar gue ngga dibanding-bandingin. biar ngerasa "aman", toh temen-temen gue cuek. laki mah mana mikirin gue make up apa ngga, badan gue bagus apa ngga. 

beberapa kali nyoba untuk diet normal, ada temen yang nyarain untuk dibarengin sama olahraga. ya ikut lah gue fitnes, tapi cuma rajinnya pas diawal doang. sebulan pertama lah, abis itu yaa kendor lagi, makannya asal lagi. 
ya kira-kira lebih dari satu tahun lah gue mulai jaga makan, mulai sadar gue ini perempuan yang mesti haga penampilan. agak ketolong sih. minimal gue tau mesti pake baju apa untuk kemana, ngga kaya dulu, yang penting nyamannya aja.

gue tau make up yang ngga terkesan make up. gue tau mesti pake baju apa pas jalan sama siapa (akhirnya).

bulan mei 2014 gue memtuskan untuk berhijab, alhamdulillah. 
setelah badan udah ada bentuknya, gue tutup hati dan fisik gue pake hijab :')

ya namanya manusia, ada pasang surutnya kan? gue tersungkur jatuh nyungsep sama yang namanya asmara. ngga mikirin gimana-gimana, di otak gue cuma makan, nangis, begadang.
mata bengkak dan sebadan-badan juga ikutan bengkak.
hati bok, urusannya udah ngga pake mikir gimana rusaknya apa yang udah gue jaga.


tapi, ada orang yang bilang ke gue, gini katanya:
"elu patah hati, elu ngerusak diri lu, emang dia mikirin? emang dia simpati? ngetawain elu iya. bangkit! bangun! melek! elu merdeka atas diri lu sendiri. cari kehidupan yang baru, yang sayang elu seisi-isinya. stay pretty, be educated, dress well, get money. ngga usah pikirin orang yang mikirin lu aja ngga. buang-buang waktu". 
ketampar ngga kalo jadi gue? iyalah. banget. pedes. pake karet dua. berasa ditampar kenyataan.
manalah ada yang mau ama gue dengan keadaan kaya gitu. hati masih terluka, muka ngga keurus, badan ngga kebentuk.




 perlahan tapi pasti, gue bermatamorfosis lagi. kali ini dengan niat (gue sayang sama lo, apapun yang kita lewatin kemarin, terima kasih sudah mau jadi dan tetap yang terbaik) ke diri gue sendiri.

ini foto terbaru gue.

ngga ada yang ngga mungkin, selama ada niat dan mau. semua pasti bisa. semua pasti ada jalan. dan gue makin cinta sama diri gue sendiri. ngga peduli dengan atau tanpa pasangan. gue bahagia lahir batin.



sekian curhatan ngga penting dan akan jadi penting buat perempuan yang pernah patah hati dan kejebak sama masa lalu kaya gue. 
gimana? masih mau nyalahin keadaan? padahal kalian sendiri yang ngga mau keluar dan ciptain keadaan baru.

Kamis, 16 Oktober 2014

-cinta terakhir-

kamu buat aku bertanya, mencari tentang rasa ini yang tak pernah aku mengerti.
akankah sama jadinya, bila bukan kamu?
lalu kemudian aku tersadar, kamu cinta pertama dan terakhirku.


sebelumnya tak ada yang mampu, mengajaku untuk bertahan dikala sedih.
sebelumnya aku ikat hatiku.
sekarang, ketika kamu ada, segala bimbang ketakutanku hilang.

sebelumnya tak mudah seperti ini
menertawakan kehidupan yang sudah-sudah
membagi segala kisahku,
hilang rasanya segala tangis kesedihan

bila suatu saat kamu harus pergi.
jangan paksa aku untuk mencari yang lain.
kamu cinta pertama dan terakhirku.

Selasa, 14 Oktober 2014

-sama-sama-

masih percaya hingga detik ini, manusia yang baik akan dipasangankan dengan yang baik. 
bersinergi untuk saling melakukan hal-hal baik.
bukan saling berhadapan, tapi menghadap ketujuan yang sama. 




hari ini, ntah ada energi apa, saya ingin sekali menuliskan kisah sepasang manusia, yang perjalanan cintanya dari awal sudah saya amati diam-diam. setumpuk kata ini mungkin bisa jadi bahan bakar kendaraan kalian untuk terus melaju, bekal kalian ketika lapar di tengah perjalanan, lihat lagi, buka kembali, kenapa kalian akhirnya memutuskan untuk bahagia sama-sama, bukan sama-sama bahagia.

akhir tahun lalu, ketidak sengajaan yang membuat mereka saling menyapa, kenal, bercerita, tertawa. ketidak sengajaan yang membuat jatung mereka mengeja nama yang sama, rindu. berbalut saling merindukan, saling mengamini doa yang sama. mungkin Tuhan sedang bergembira, mempertemukan mereka dengan menyatukan tangan-Nya pertama kali. 

saat itu, tepat dibulan ini. mereka berjanji untuk menghilangkan ego mereka masing-masing. menantang dunia, bergandengan tangan hingga rencana mereka rampung di tangan-Nya. saat itu, tepat dibulan ini ada hati yang berdegup kencang, tangan gemetar, suara lirih mengiyakan ajakan untuk saling mengisi kekosongan, merapikan langkah untuk berjalan kearah yang sama. saat itu, tepat dibulan ini ada hati yang degupnya bernyawa kembali setelah sekian tahun ditinggal penghuni lamanya. saat itu, tepat dibulan ini, ada sepasang manusia berdoa dengan Amin yang sama. 

saat ini, tepat dibulan ini, manusia itu sedang merencanakan doa-doa yang mereka panjatkan siang dan malam. saat ini, tepat dibulan ini, ada harapan yang sengaja dikirim lewat doa-doa yang terapal lewat mulut yang terkatup. 




di sini, ada amin yang dalam untuk kebahagiaan kalian. melangkahlah, doa saya menerangi kalian.

Jumat, 10 Oktober 2014

sabtu sore

dari sekian sore, aku selalu menunggu sabtu soreku.
dua gelas teh tubruk dengan gula batu sedikit agar manisnya cukup dengan tawamu saja.
obrolan yang tak tentu arah, atau bahkan sesekali kamu ingin ngobrol yang serius, ntah itu tentangku, tentangmu, bahkan tentang kita.

aku lupa rasanya bosan, aku lupa rasanya letih mendengar ocehan yang tak pernah berhenti dari mulutmu. ntahlah, aku terlalu suka dengan gelombang suaramu, mengikat indra pendengarku.

kenapa yang aku tunggu selalu sabtu sore?
aku menjadwalkan kencan kita saat sabtu sore, disaat sore yang lain kita diculik kesibukan, disaat sore yang lain menenggelamkan kita dalam rutinitas.
ah hidup, masuk di fase produktifitas memang seperti itu bukan? bisa ngobrol via chat aja udah bersyukur.

sayang, kelak setiap keringat dan kerutan kening yang mengubah bentuk mukamu akan menjadi bukti, kamu tak pernah main-main soal masa depan. anak lanangmu akan bangga, anak wedhokmu akan menjadikan dirimu tolak ukur, seperti apa pria yang pantas membuatnya jatuh cinta. aku? aku siap mendampingi kalian, dengan apapun yang aku punya, dengan apapun yang aku bisa.

Kamis, 09 Oktober 2014

luka

perihal luka, disetiap dada mungkin memiliki lebam dan luka yang menganga.
beberapa dari mereka bisa menyembunyikan dan menyimpannya dengan baik.
menahannya di dalam, tak tersentuh, tak terlihat.

maka, berhentilah bertanya seberapa dalam luka yang dimilikinya, atau lebih dalam mana lukanya dibanding lukamu? karna sebab ketika kita membicarakan soal luka, kita akan mendewasakan ego, menganggap luka kitalah yang paling dalam, paling bernanah.

setiap hati, menyimpan sebuah nama di dasarnya, meski ia telah berbagi udara dengan hati yang lain. yang berdetak untukmu, berdenyutkan namamu. baiknya memang kita tak perlu bertanya-tanya perihal apa yang terjadi di hati seseorang. dengan bukti setia mendampingi bukankah sudah cukup?

bak monster yang menghimpit hatinya, tak ingin ia tampakkan sebab buruknya, pantaskan kita membahas keburukannya? setelah susah payah ia sembunyikan, ia abaikan, meski waktu dan keadaan mungkin bisa memberikan tempat untuk kembali.

banyak rahasia yang akan ada waktunya kita ketahui, namun beberapa dari itu, tak perlu kita perjelas, seperti kebahagiaan yang tidak harus kita habisi saat ini juga. seperti waktu yang membiarkan kita menikmatinya detik demi detik.

Rabu, 08 Oktober 2014

Ciptaan Tuhan

"kamu kok bawel sih?"
"kalo aku ngga bawel, aku ngga dibayar!"

* * *

untuk yang ini, kebawelan yang dibayar tunai langsung dari Tuhan buat saya.
mengenal sosok yang satu ini, saya merasa belajar banyak hal dari yang tak pernah saya duga,
sangat luar biasa.
saya mengenal beberapa tokoh yang dia temui secara langsung ataupun dikesempatan lain,
mendengar ceritanya saat berbincang, semacam ada perantara, penyampaian Tuhan yang luar biasa.
membicarakan hal-hal yang mungkin menurut orang lain sepele,
namun mewah buat saya..

saya seperti memiliki kamus berjalan,
dia bisa menjawab apapun pertanyaan saya.
saya melihat dunia lewat matanya.
saya mendengar keajaiban lewat telinganya
dan lewat gelombang suara dari mulutnya lahir perkara baik yang mampu menggetarkan hati.
merontokkan dinding kepercayaan yang saya bangun susah payah,
benteng pertahanan agar saya tidak lagi mudah patah hati untuk hal-hal kecil.
Tuhan punya cara yang tak pernah saya bayangkan, cara yang diluar perkiraan.

siapa dia? 
seorang laki-laki yang jauh sebelum ini memiliki impian sebagai penyiar. berbekal setumpuk informasi yang dengan senang hati ia bagikan.
ciptaan Tuhan dengan segala tingkah lakunya, dengan segala hal-hal yang biasa bisa jadi luar biasa.
Tuhan tidak pernah setengah hati menciptakan manusia untuk manusia lainnya, termasuk dia untuk saya. 

 salah satu ciptaan tuhan yang luar biasa


Selasa, 07 Oktober 2014

tongkat

sejuah kamu berjalan, sampai di mana kamu saat ini, dengan satu kakimu, apa aku masih kurang berharga? aku hanya sekedar tongkat besi yang kamu himpit di ketiak kirimu, sekedar alat bantu, memudahkan kamu terlihat normal. walaupun kamu tak akan pernah normal.

setiap kali kamu menggerutu soal kepincangan yang kamu buat sendiri, kecelakaan yang kamu ciptakan sendiri, hingga kaki sebelah kirimu harus diamputasi, aku hanya bisa tersenyum, dan melapangkan dada menerima segala kebencianmu terhadap tongkat yang selama ini membantumu untuk berjalan normal. pernahkah sedikit kamu bertanya kepadaku, lelah kah aku untuk menopang kepincangan hidupmu? segala hal yang harus aku tata ulang, tidak cuma membuatmu berjalan normal, tapi sebenar-benarnya hidup normal.

sering kali kamu berbicara, harusnya tidak seperti ini, harusnya tidak seperti itu, mungkin tidak akan terjadi seperti ini. tau kah kamu? setiap kali kamu menyesali apa yang telah terjadi, yang membuatmu pincang dan tidak sempurna menjadi manusia, ada hatiku yang teriris perih. tapi tenang saja, aku selalu mengkesampingkan rasa sakitku, aku pasang topeng paling bahagia yang aku punya, mengarang cerita bahagia agar kamu bisa tertawa terbahak-bahak dan melupakan kaki kirimu.

untuk beberapa waktu, aku sukses untuk itu, selebihnya? aku cuma sebatang besi berwujud tongkat, yang tak akan pernah mampu menggantikan kaki kirimu, yang menjadikanmu sempurna, yang menjadikanmu utuh seada-adanya. sebatang tongkat yang selalu ada, yang siap menopangmu, membawamu ketempat yang baru, menjadikanmu seakan-akan normal.

jika aku diperbolehkan meminta sesuatu kepadamu, bolehkan kamu menganggapku penting? pikirkan saja bila aku tak ada, mungkin kah kamu masih bisa berjalan sejauh ini?




nasihat untuk anak lanangku..

Melihat postingan blog sebelum ini, jadi kepikiran untuk melanjutkan postingan berikut.
jika nanti sekiranya diberikan kepercayaan untuk memiliki anak lanang, selain tentang agama (karena hingga sekarang, aku masih memutuskan untuk menjadi makhluk beragama), nasihat apa yang akan ditanamkan kepada anak lanangku, berikut beberapa hal yang akan aku nasehati untuk anak lanangku, penerus ayahnya, dan kebanggan ibunya.

1. Hormati setiap perempuan yang kamu kenal, kamu temui, apapun latarbelakang hidupnya, apapun golongan sosialnya mereka di hidupmu.

2. Bacalah apapun yang bisa membuatmu bercerita banyak hal, karna nanti orang tua yang akan kamu kencani anaknya, menyukai laki-laki yang tau banyak hal soal kehidupan, selain menceritakan dirinya sendiri.

3. Hangat dengan keluarga, memeluk ayah-ibumu, mengecup keningnya, saudaramu, kakek-nenekmu. Bahkan ketika umurmu dewasa, ketika teman-teman sebayamu menertawakanmu. perempuan yang akan kamu kencani nanti akan sangat menghargai kamu yang mencintai keluargamu.

4. Benerin mesin, genteng yang bocor, sambungan listrik, kabel telepon, ganti lampu, angkat tangga. itu semua bukan kerjaan tukang. kamu akan jadi kepala keluarga, dan kamu wajib punya keahlian tersebut. jika nanti terjadi apa-apa di rumahmu, mereka akan menelpon kamu, karna mereka percaya, kamu bisa menyelesaikannya dengan baik.

5. Mampu menempatkan diri, tau caranya makan dengan sopan di hotel berbintang, tau makanan enak di kaki lima. ngga canggung diajak makan apapun dengan teman dan kerabatmu nanti.

6. Pakai parfume, meski bajumu agak lusuh, minimal wanginya bisa memikat perempuan.

7. Nanti, hingga suatu saat kamu mengajak perempuan berkencan, turun lah dari kendaraanmu, pamit kepada orang tuanya, dan kembalikan ia satu jam lebih cepat dari yang kamu janjikan. Temui kembali orang tuanya dan ucapkan terima kasih.

8. Laki-laki boleh menangis, simpan air matamu untuk mereka yang mencintaimu, menganggapmu ada, yang mengajarkanmu soal patah hati, dan dia yang terakhir yang membuatmu paham bahwa cinta yang telah lewat tidak ada apa-apanya.

semoga anak lanangku bisa menjadi kebanggan untuk ibunya, penerus ayahnya.

Senin, 06 Oktober 2014

orang tuaku kuno!

Aku terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang segalanya sudah ada aturannya. mulai dari bangun tidur, hingga menjelang tidur pada malam hari. itu berlangsung hingga hari ini ketika aku memposting tulisan. Dari kecil seingatku tak pernah meminta barang yang aneh-aneh, karna sudah pasti papah akan melarang dan memarahiku, bukan karna papahku pelit, karna beliau tau, barang itu tidak mendidikku.

Terdengar lemah? memang. Tapi sedalam ingatanku yang masih aku ingat, aku tak pernah kekurangan kasih sayang. segala hal yang memang aku perlukan sangat dicukupi oleh beliau. Masa kecilku aku habiskan di dalam rumah, ditemani beberapa buku dan mainan bongkar pasang.

beranjak besar hingga dibangku kuliah, aku sadar aku masih jadi anak yang penurut...

Ternyata sifat penakut dan penurutku didapat dari papahku yang super disiplin, segala hal harus pada tempatnya. mamahku yang kolot segala hal harus sesuai aturan dan norma agama. beberapa hal tersebut yang menjadikan aku sebagai anak yang memilih mengiyakan apapun yang mereka arahkan.
dulu setiap pulang sekolah, papah selalu memastikan aku sampai di rumah tepat waktu, menutup telpon tanpa basa basi ketika tau aku sudah di rumah dan baik-baik aja. pekerjaan rumah sudah di selesaikan dengan baik sebelum sore tiba. itulah papahku.

aku selalu dibiasakan makan di meja makan, menyimpan barang pada tempatnya, melakukan hal sesuai waktunya, dan bersikeras untuk menempatkan tv hanya di ruang tv, tidak di tempat lain. papah membentukku sebagai pribadi yang disiplin, papah menanamkan dirinya di dalam diriku.
mungkin seandainya aku dibiarkan tumbuh seperti anak-anak seumuran ku waktu itu, aku akan menghabiskan waktu di luar rumah, menganggap rumah hanya sekedar menumpang tidur.

...

hari ini, genap umurku 24thn, aku masih tidak diperbolehkan pulang lebih dari jam 10 malam, apalagi menginap di tempat lain. aku melewatkan gemerlap malam, club, dan keseruan lainnya sesuai jaman dan umurku. yang aku paham, orang tuaku pasti lebih tau hal-hal yang terbaik untuk anaknya, mungkin jika aku dibiarkan tumbuh secara liar, aku akan menghabiskan malam di club dan alkohol.

dengan sebagian besar pengaruh mereka di hidupku, aku manruh rasa hormat paling tinggi, dan aku bangga dengan apa yang sudah mereka lakukan untuk hidupku, aku bisa menjaga dan menghargai diriku sendiri di depan orang lain. setiap kali bercermin, sosok papahku kental sekali tertanam di tubuh ini, papahku yang kuno dan mamahku yang super kolot, mereka yang terbaik yang aku punya.

kelak aku akan memiliki keluarga sendiri, menghabiskan hidup dengan manusia yang tumbuh dengan lingkungan yang berbeda denganku, beradaptasi, dan memulai dengan peraturan baru. namun, beberapa hal baik yang diajarkan papahku akan aku wariskan ke anakku, dia akan bangga dengan kakeknya yang membentuk ibunya seperti sekarang.




Tertanda,



Anak yang tetap menjadi anak-anak di usia berapapun untuk orang tuanya.

Minggu, 05 Oktober 2014

taman khayalan

kakiku berpijak, ragaku masih di bumi, tapi pikiranku ntah kemana.

ini awal mula kenapa kerap sekali takut untuk memulai.
beberapa kali merasa paling berdosa karna mengkhawatirkan keajaiban Tuhan.
melawan waktu, beberapa kali mencoba berlari, kemudian terseok dan akhirnya jatuh.
mungkin Tuhan tidak ingin aku kelelahan, makanya dibiarkan aku jatuh agar tidak berlari.
dibiarkannya aku berjalan sepelan mungkin, sendirian.
ketakutan yang kerap datang, kerap menjadi teman, kerap hanya pikiran aku yang bisa terima.
mungkin Tuhan hanya ingin sekedar mengingatkan, Dia ada memang untukku.
di taman bermain, taman khayalan, taman tempat aku bertemu dengan Tuhan.
tempat dimana aku bisa menjadi diriku sendiri, tempat dimana aku tak pernah takut untuk apapun.
taman di tangan Tuhan, hatiku.

Kamis, 02 Oktober 2014

getir

Mungkin kamu sulit sadar, atau juga ngga pernah tau,
mengapa aku selalu bersedia menyediakan kupingku untuk mendengarkan segala ceritamu,
Sebab suaramu gelombang suara yang aku inginkan,
sebab getarnya bak obat yang menyembuhkan walau sering sekali getir rasanya,
sebab matamu tak bisa berbohong ketika dia yang jadi bahan ceritamu.



Rabu, 01 Oktober 2014

dalam

dalam sebuah penerimaan, ada rasa iklas yang dalam.
dalam sebuah pemberian, ada rasa tanpa harap yang dalam.
kamu jelas tahu, aku mencintaimu dengan dalam.
dengan segala hal yang takan pernah kamu bayangkan.
dengan rasa yang takan pernah kamu dapatkan dari yang lain.

aku mencintaimu sejujurnya
dengan perasaan yang tak pernah ingkar dengan hati.
dengan logika yang tak pernah selisih dengan fikiran.