Rabu, 12 November 2014

kekasihku

kepada pemilik utuh rusuk yang ada disebagian tubuhku.
kepada pemilik hati yang akan kubawa hingga mati.
kebada rencana-rencana yang melambung tinggi bersamaan asap kendaraan sore jakarta.
kepada kamu yang akan aku sebut pulang.
kekasihku


Mengingatmu saja lengkung senyumku bisa sesempurna ini. Kamu enggak perlu tahu seperti apa aku cinta sama kamu. Bagaimana aku bisa mencintai kamu. Berapa kali aku jatuh untuk tetap mencintai kamu. Itu memang tidak penting, sama sekali tidak. Yang perlu kamu tahu, aku bahagia. 

Kekasihku, seperti apapun kamu, selama kamu mau berjalan kearah yang sama denganku. Menerimaku seada-adanya aku. Aku akan seperti ini, mencintai kamu dengan cara yang tak pernah kamu bayangkan. Menjadikan kamu manusia yang sama bahagianya denganku. Mungkin sesekali aku pernah mengeluh, cuma terima kasih telah buat keluhku hilang. Aku tau, tidak mudah buatmu untuk bisa sesabar ini. Karna itu aku mencintai kamu.

Kekasihku, kadang sayapmu menyelipkan belati. Aku terluka setiap kali engkau berniat memelukku. Karna belati yang tumbuh dari kebencianmu atas masalalu ku dan duniamu dulu. Cuma luka ini enggak seberapa. Aku terlatih untuk kuat, dan aku tau, kamu punya alasan kuat untuk buatku seperti itu. Karna di depan sana, akan banyak belati yang datangnya bukan dari kita. Karna itu aku rela beberapa kali jatuh untuk tetap mencintai kamu.

Kekasihku, banyak di luar sana lelaki yang jauh lebih mapan dari mu. Menghindariku dari kesulitan, namun tidak ada yang sepertimu. Kamu mempertaruhkan waktumu untuk membuat ku melihat. Usaha itu akan terbayar lunas dengan keyakinan kita. Kamu mengajariku pentingnya sebuah proses. Luasnya sabar. Nikmatnya iklas. seperti itu aku mencintai kamu.



kekasihmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar