Rabu, 24 September 2014

ketika Tuhan bertepuk tangan

Jika aku masih di tangan Tuhan, aku ada disebelah kiri, kamu yang (semoga memang kamu) ada disebelah kanan tangan-Nya. Ketika Tuhan menepukan kedua tangan-Nya, pada saat itu kita dipertemukan, ketika Tuhan lagi bergembira merayakan aku menemukanmu, merayakan kita telah menggenapkan keganjilan kita. Ketika Tuhan bertepuk tangan, dengan kedua tangan-Nya kita memulai sesuatu yang baru. pernahkah kamu merasakan apa yang aku rasakan? ketika beberapa ketidak sengajaan seperti petanda memang langkahku kearahmu, memang aku yang akan kamu sebut rumah. Pertanda Tuhan memang bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak, menertawakan yang sudah lewat, menertawakan kenaif-an kita, menertawakan jalan kita. Tapi tahu kah kamu? aku menimmati setiap pertandanya, meskipun beberapa kali lewat air yang membuncah di sudut mataku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar