Jumat, 10 Oktober 2014

sabtu sore

dari sekian sore, aku selalu menunggu sabtu soreku.
dua gelas teh tubruk dengan gula batu sedikit agar manisnya cukup dengan tawamu saja.
obrolan yang tak tentu arah, atau bahkan sesekali kamu ingin ngobrol yang serius, ntah itu tentangku, tentangmu, bahkan tentang kita.

aku lupa rasanya bosan, aku lupa rasanya letih mendengar ocehan yang tak pernah berhenti dari mulutmu. ntahlah, aku terlalu suka dengan gelombang suaramu, mengikat indra pendengarku.

kenapa yang aku tunggu selalu sabtu sore?
aku menjadwalkan kencan kita saat sabtu sore, disaat sore yang lain kita diculik kesibukan, disaat sore yang lain menenggelamkan kita dalam rutinitas.
ah hidup, masuk di fase produktifitas memang seperti itu bukan? bisa ngobrol via chat aja udah bersyukur.

sayang, kelak setiap keringat dan kerutan kening yang mengubah bentuk mukamu akan menjadi bukti, kamu tak pernah main-main soal masa depan. anak lanangmu akan bangga, anak wedhokmu akan menjadikan dirimu tolak ukur, seperti apa pria yang pantas membuatnya jatuh cinta. aku? aku siap mendampingi kalian, dengan apapun yang aku punya, dengan apapun yang aku bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar